Dunkin’ Donuts vs Donat Pasar

Standar

Gambar

Kue Donat merupakan salah satu jenis panganan yang favorit di dunia dan juga termasuk masyarakat di Indonesia, kue yang memiliki bentuk bulat dan berlubang ditengahnya ini biasanya disukai oleh anak-anak. Namun sebenarnya jika cita rasa donat tersebut nikmat serta empuk pasti bukan hanya anak-anak yang menyukainya melainkan remaja dan bahkan orang dewasa pun bisa menyukainya juga.

Salah satu perusahaan donat yang terbesar di Indonesia adalah Dunkin’ Donuts, yang merupakan sebuah restoran dan waralaba makanan internasional khusus untuk makanan jenis donat.Semua jenis donat yang dibuat Dunkin’ Donuts menggunakan bahan bermutu tinggi , serta di olah dengan proses yang sempurna juga dan menjualnya di toko yang nyaman dan bersih.Tidak heran jika  Donat yang ada di Dunkin’ Donuts menjadi favorit masyarakat Indonesia.

Cara membuat kue donat juga tergolong mudah sehingga banyak kue donat yang merupakan hasil dari produksi rumahan. Dengan kondisi ekonomi masyarakat kita yang pas-pasan, maka produk donat rumahan ini pun disesuaikan dengan kantong mereka. Dari segi bahan baku yang menggunakan bahan dengan kualitas rendah, cara pembuatan yang sederhana seperti membuat makanan lainnya dan cara penjualan yang tradisional dengan berkeliling di kampung-kampung ataupun membuka lapak di pasar.

Dengan segala perbedaan mencolok tersebut, tidak heran bila harga dari kedua produk donat inipun sangat jauh berbeda. Bila konsumen Dunkin’ Donuts merupakan masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas, maka kisaran Rp. 70.000 untuk setiap lusin merupakan harga yang masih mampu untuk mereka beli. Lain halnya dengan mereka yang menengah ke bawah, harga tersebut akan sangat menyusahkan bagi mereka. Oleh karena itu kebanyakan mereka memilih membeli donat rumahan, yang sangat murah dan mampu untuk mereka beli. Hanya dengan Rp. 500 mereka bisa menikmati jajanan yang sama meskipun dengan kualitas produk yang berbeda.

Kualitas produk dari Dunkin’ Donuts semakin terjamin dengan kemasan dari kardus yang mudah untuk membawa donat serta terlihat bagus dan keren. Dengan penempatan produk yang sangat steril dan mudah untuk memilihnya, sangat jauh berbeda dengan donat produksi rumahan yang hanya dipajang di tempat kue biasa dan hanya dibungkus dengan kantong plastik ketika kita membelinya.

Dengan manajemen dan strategi penjualan yang hebat, Dunkin’ Donuts memiliki tujuan meningkatkan penjualan dan menghadapi kompetitor yang semakin gencar. Hal itu tidak jauh berbeda dengan donat rumahan meskipun dengan kapasitas yang berbeda. Salah satu yang berbeda dari kedua produk ini yaitu dalam hal pemasaran produk. Dunkin’ Donuts memiliki iklan yang banyak diketahui oleh masyarakat, sehingga brand ini selalu diingat. Berbeda dengan produk rumahan yang tidak memerlukan pemasaran, karena sasaran konsumen mereka yang tidak begitu luas.

 Gambar Gambar

 

Gambar Gambar

 

Gambar Gambar

Ketika berbicara tentang perbandingan sebuah produk, maka akan timbul masalah tentang persaingan produk yang bisa saja dapat merugikan produk yang lebih lemah. Tapi ternyata Dunkin’Donuts terbukti tidak sampai mengancam eksistensi (keberadaan) perusahaan lokal yang ada. Pedagang-pedagang tradisional banyak yang menjajakan donat-donat dari usaha industri kecil ataupun usaha rumah tangga. Bahkan saat ini pun industri rumahan tersebut banyak yang mengadoptasi adonan kue donat yang lebih lembut. Adanya segmentasi pasar juga menjamin keberlangsungan perusahaan donut-donut lokal. Sehingga kehadiran Dunkin’Donuts tidak terlalu mengancam usaha-usaha tersebut.

Di samping itu, saat ini pun sudah mulai banyak perusahaan-perusahaan donat lokal yang mampu menghasilkan produk-produk donat berkualitas. Donat-donat lokal ini juga tidak kalah digemarinya oleh para penikmat donut.Bahkan sebagian dari mereka sudah mempunyai nama ataupun membuka gerai berkonsep resto donat dan kopi seperti halnya Dunkin’Donuts. Sebut saja donut I-Crave, Java Donut, J.CO, Donut Oishii, Mister Donut, dan lain sebagainya.

Tinggalkan komentar